Kamis, 06 Oktober 2011

Sampai Maut Memisahkan...


Suatu kali saya sedang bersantai dan browsing internet, saya menemukan sebuah artikel menarik dan membuat saya berdiam sejenak. Dan saya rindu untuk bisa membagikan cerita ini kepada kalian agar dapat menjadi berkat buat kita semua.

Di Valdaro, salah satu kota di Italia, ditemukan sebuah kerangka laki-laki dan perempuan diperkirakan sudah terkubur selama 5,000 hingga 6,000 tahun. Namun yang menarik adalah kerangka tersebut ditemukan dalam posisi berpelukan. Irena Mannorti, seorang Arkeolog, mengatakan untuk berusaha tetap mempertahankan posisi mereka untuk tetap saling berpelukan. Penemuan ini tidak hanya membuat para arkeolog tergoncang namun fakta bahwa mereka berpelukan selama kurang lebih 5,000 tahun membuat para masyarakat Italia tergoncang.

Saya sangat kagum kepada pasangan kerangka yang tidak saya kenal ini. Saya memiliki seorang sahabat dan penolong dalam hidup saya, walaupun saat ini kami belum benar-benar dipersatukan dalam janji pernikahan, namun saya sangat menyayangi dia. Besar harapan saya bisa menjaga komitmen untuk tetap berbagi hingga kita benar-benar dipersatukan oleh Tuhan dan hingga maut memisahkan kita. Namun saya sadari, sudah berulang kali saya kecewa, benci, dan marah karena masalah-masalah kecil, kesalahpahaman, dan keegoisan.
Tidak jarang saya melihat teman-teman saya yang sudah lama berpacaran, menikah, dan saat ini berada dalam masalah dan di ambang pintu perceraian. Hal ini membuat saya berpikir seberapa besarkah harga sebuah kesetiaan.
Namun foto di atas benar-benar membuat saya sadar, bahwa semua ada masanya. Orang akan merasa benar-benar kehilangan pada saat hal itu sudah benar-benar hilang. Ketika saya merenungkan bahwa kita tidak pernah kekal, dan bila seorang yang saya cintai pun tidak akan selalu bisa bersama dengan kita, itulah saat dimana saya benar-benar merasa "dia" adalah sangat-sangat berharga.

Namun ingat, kita hidup bukan hanya berdua atau bertiga saja, kita juga memiliki keluarga, teman, sahabat, bahkan saingan dalam hidup kita. Kadang kita berpikir untuk bisa berkumpul dengan orang-orang yang baik dengan kita saja, dan ingin menyingkirkan musuh-musuh kita. Ingatlah sekali lagi, mereka tidak kekal. Ada saatnya mereka akan meninggalkan kita satu persatu, bahkan ada saatnya juga untuk kita yang meninggalkan mereka. Oleh sebab itu, marilah bersyukur akan semua yang ada di sekitar kita, doakan dan bagikan berkat, karena ada saatnya dimana kita merindukan mereka yang sudah tidak akan dapat kembali lagi kepada kita.

Bersyukurlah jika kita masih bersama kakek dan nenek, ingatlah seberapa berharganya mereka bagi kita.
Bersyukurlah jika kita masih bersama ayah dan ibu, ingatlah seberapa beruntungnya kita memiliki kasih sayang dan doa mereka.
Bersyukurlah jika kita masih bersama saudara, ingatlah seberapa besar support mereka saat kalian dalam masalah dan hanya mereka yang terus membantu kita.
Bersyukurlah jika kita masih bersama suami atau istri, ingatlah seberapa besar pengorbanan mereka terhadap keegoisan dan selalu menjadi penolong buat kita.
Bersyukurlah jika kita masih bersama anak-anak, ingatlah seberapa besar sukacita yang kita dapatkan dari mereka.
Dan jangan lupa untuk mengatakan seberapa berharga dan kasih sayang kita kepada mereka sebelum waktu mengambil mereka dari kita.


Suatu ketika di sebuah universitas teologi, seorang profesor memanggil salah satu mahasiswanya yang berusia 35 tahun untuk maju ke depan dan menyuruhnya menulis 8 orang yang berharga dalam hidupnya. Setelah berpikir agak lama akhirnya dia menyelesaikan 8 nama tersebut, yaitu Ayah, Ibu, Istri, 2 orang anaknya, dan 3 orang sahabatnya.

Lalu profesor tersebut menyuruhnya menghapus 1 nama, akhirnya dia memutuskan menghapus salah satu nama sahabatnya. Dilanjutkan lagi dia menyuruh untuk menghapus 1 nama lagi, dan dia menghapuskan nama sahabatnya lagi. Setelah itu dilanjutkan dengan menghapus 1 nama lagi, dan dia menghapus nama sahabatnya yang terakhir.
Dan sekarang hanya tersisa nama Ayah, Ibu, Istri, dan 2 Anaknya. Lalu pendeta itu menyuruhnya kembali menghapus 2 nama lagi. Kelas mulai terdengar ramai dengan suara tertawa melihat mahasiswa ini mulai bingung untuk menghapus 2 nama tersebut. Akhirnya diputuskan untuk menghapus nama Ayah dan Ibunya. Dan untuk terakhir kali Sang Profesor menyuruhnya menghapus 2 nama terakhir.
Mahasiswa ini terdiam sesaat dan akhirnya mulai meneteskan air mata, kelas menjadi sunyi saat mahasiswa ini menghapus nama kedua anaknya dan menyisakan satu nama yaitu nama istrinya.
Akhirnya Profesor menyuruh mahasiswanya untuk duduk, dan mulai menjelaskan arti dari permainan tersebut, "sahabat bisa meninggalkan kita, orang tua juga akan meninggalkan kita, begitupun dengan anak-anak kita juga akan meninggalkan kita dan memiliki keluarganya sendiri, yang tersisa hanyalah istri kita yang akan terus setia mendampingi dan berbagi dengan kita sampai maut memisahkan...".

Seberapa besar harga sebuah kesetian?

Damai Sejahtera Tuhan Yesus Kristus menyertai kita sekalian...