Rabu, 02 September 2020

TUHAN SELALU BUKA JALAN

Judul kali ini adalah sama dengan nama blogspot ini, yaitu; TUHAN SELALU BUKA JALAN, yang tidak lain adalah saya ingin kembali ke awal atau bahasa kerennya back to basic.

Setiap kali masalah datang, kita akan ditantang untuk naik level, dan siklus itu akan terus berulang tanpa henti sampai kita berada di top level. Dan sering kita akan merasa bahwa masalah yang datang kala itu sangat besar dan kita hanya bisa berharap untuk dapat melewatinya dan ada yang berhasil bertahan ada pula yang menyerah dan memilih jalan lain. Tidak ada yang salah dengan setiap keputusan yang kita ambil selama itu untuk tujuan yang lebih baik, yang penting kita tidak menyerah pada keadaan.

Nah, sekarang adalah saat yang cukup relevan untuk membahas masalah ini, dimana kita sedang bersama menghadapi pandemi yang sama di seluruh dunia. Tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan, kehilangan aset, kehilangan harapan, dan bahkan mulai meninggalkan prinsip hidupnya untuk bertahan hidup. Sungguh sangat berat! Saya sempat membaca sebuah anonim di sebuah media sosial yang kurang lebih berkata demikian;

"Kalau anakmu kelaparan, apakah kamu akan rela mencuri demi anakmu? Atau memegang prinsip hidupmu namun kehilangan anakmu?"

Yang tidak punya anak tolong bayangkan itu adalah keluarga atau orang yang kalian sayangi, menyedihkan bukan? Apa yang akan kalian lakukan?

Saya percaya kita semua punya prinsip hidup, dan pasti akan susah untuk mengambil pilihan pertama, namun lebih sulit lagi jika melihat anak kita kelaparan atau lebih buruk lagi meninggal karena kelaparan, oleh sebab itu sebelum pilihan itu dihadapkan pada kita maka alangkah baiknya kita mempersiapkan diri sebaik mungkin agar pilihan itu tidak datang kepada kita.

Kalau kita mau membahas mengenai peluang dikala pandemi pasti akan panjang, jadi saya tidak mau mengambil ahli pembicaraan seorang konsultan atau motivator karena itu bukan keahlian saya, namun saya mau kita kembali ke awal, awal dari blogspot ini dibuat pertama kali, yaitu "TUHAN SELALU BUKA JALAN".

Saya baru saja teringat Mazmur 23 yang pasti tidak asing bagi kita semua;

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Tuhan adalah gembala yang baik, sehingga apapun masalahnya pasti Tuhan akan membimbing kita kepada air yang tenang (solusi). Modal orang Kristen adalah iman kepada Yesus Kristus, atau bahasa sederhananya adalah percaya, karena kita bukanlah apa-apa jadi apalagi yang bisa kita lakukan selain percaya kepada sumber dari segala sesuatu, yaitu Yesus Kristus.

Terdengar cukup simpel bukan? Percaya dan Tuhan akan menyelesaikan semuanya. Tapi perlu diingat bahwa kata "membimbing" punya arti interaksi, dimana ada yang dibimbing, yaitu kita. Jadi pertanyaannya adalah apakah kita mau dibimbing? Apakah bimbingan yang akan kita terima ini susah atau ringan?

Matius 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu mendapat ketenangan.

Tuhan pasti akan memampukan kita. Ingat kata kuk, itu berarti kita harus bekerja dan bukan hanya berpangku tangan, tapi Tuhan pasti mampukan, karena Dia tahu betul kapasitas kita dan jiwa kita mendapat ketenangan (damai sejahtera).

jadi, cukup sampai di sini saja, karena seperti kata saya di awal, kita back to basic jadi tidak akan ada banyak teologia di sini, hanya ingin kembali mengingat bahwa Tuhan tidak tinggal diam dengan keadaan kita saat ini. Mari mulai dari awal, kembali disiplin saat teduh, berdoa, mencari kebenaran Firman Tuhan (membaca Alkitab), dan lakukan yang terbaik.

Tuhan Selalu Buka Jalan, IMMANUEL!!!

Jumat, 01 Maret 2019

TUHAN selalu punya cara...

Kau slalu punya cara untuk menolongku
Kau slalu punya jalan keajaibanMu
Kau dasyat dalam segala perbuatanMu
Dan ku tenang di dalam caraMu

Demikian sebuah penggalan lagu dari "Tuhan Selalu Punya Cara" ciptaan Jason Irwanto. Sebuah lagu yang cukup lama namun tiba-tiba saja teringat kembali di pikiran saya. Memang lagu ini cukup pas dengan keadaan saya saat ini.

Oh ya, sebelumnya saya ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru 2019, memang terlambat tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Ini adalah tulisan pertama saya di tahun 2019, dan saya ingin kembali bersaksi bahwa Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita bahkan sekalipun kita merasa tidak ada lagi jalan keluar namun Dia selalu menolong kita dengan caraNya dan pada waktuNya.

Matius 6:25-26
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Kekuatiran selalu jadi musuh besar dalam hidup kita. Tidak mudah untuk tidak kuatir karena kita masih hidup dalam daging kita. Bukan tidak boleh kuatir, namun kita harus bisa mengatasi kekuatiran kita. Firman di atas jelas mengatakan bahwa burung saja dipelihara, apalagi kita anak-anakNya. Namun ada satu yang sering dilupakan bahwa burung tidak disuapi oleh Tuhan. Seekor burung memang tidak pernah menabur, menuai, atau mengumpulkan bekal dalam lumbung, tetapi dia tetap harus berusaha mencari makanan yang sudah Tuhan sediakan bagi burung tersebut. Mereka tetap berusaha bukan bermalas-malasan. Itulah yang sering terjadi pada manusia, mereka kuatir namun mereka tetap duduk di tempat, berkat tetap ada namun tidak akan pernah sampai kepada mereka.

Bertahun-tahun dalam bisnis saya, berkali-kali Tuhan tunjukkan mujizatNya. Saya percaya bahwa saya dan Anda jauh lebih berharga dari burung di udara. Seringkali saat saya di hadapkan dengan tagihan-tagihan yang sudah akan jatuh tempo, kekuatiran menyerang saya, tetapi saya tetap berusaha bersyukur dengan keadaan yang ada, dan berkali-kali seperti saat ini, Tuhan sediakan omset di depan saya. Memang belum menjadi uang, namun sedikit usaha maka itu akan menjadi uang untuk melunasi tagihan-tagihan saya. Tuhan kita bukan Tuhan yang ingin memanjakan kita dengan memberikan ikan, tetapi Tuhan kita adalah Tuhan yang memberikan kita alat pancing agar kita berkembang dan menjadi lebih mandiri dalam menghadapi masalah yang ada.

Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

  • Kunci pertama dalam menghadapi kekuatiran adalah dengan mengatasi kekuatiran kita, percaya bahwa kuatir bukanlah solusi, berhenti kuatir dan berpikir dingin.
  • Kunci kedua adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Memang terlihat konyol dan tidak masuk akal, hutang tidak akan lunas dengan kita menyanyi dan berdoa, saya tau itu, namun saya sudah mengalaminya. Dalam penyembahan kita dikuatkan dan dalam penyembahan mujizat terjadi, Firman Tuhan berkata, "Aku telah membuka pintu bagimu yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun".
  • Kunci ketiga adalah bangkit dan berusaha mendapatkan berkat Tuhan. Tidak ada makanan gratis. Bahkan Firman Tuhan pun berkata "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan".


Saya mau tutup tulisan saya kali ini dengan sebuah lagu. Lagu ini sudah cukup lama namun ini kembali membuka pemahaman saya tentang berkat Tuhan. Seringkali kita lupa saat kita di atas bahwa semua ini tidak lain dan tidak bukan adalah anugerah Tuhan. Bahkan seringkali pada saat kita di atas kita membawa kebanggaan kita sendiri dan bukan Tuhan. Namun Tuhan itu kasih, sekalipun kita sering melupakanNya, Dia tidak sekali-kali melupakan kita. Oleh sebab itu, seperti lagu yang ingin saya bagikan kali ini, bahwa di setiap kemenangan kita, biarlah kita berkata bahwa sumber kekuatan dan sumber harapan kita hanyalah Tuhan Yesus, In Christ Alone...



Immanuel, Tuhan Yesus memberkati!

Selasa, 20 November 2018

Until We Meet Again, Some Day...

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada tahun 2010 - 2016 adalah sebesar 1.36%. Artinya, bila saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk mencapai 265 juta jiwa, maka dalam 1 tahun mendatang akan memiliki pertambahan 3.6 juta jiwa atau 9.8ribu per harinya. Angka yang lebih mencengangkan adalah bahwa di Indonesia akan ada pertamabahan penduduk sebesar 7 jiwa setiap menitnya.

Kelahiran adalah sebuah kabar gembira bagi orang tua, tetapi sebaliknya perlu juga diingat bahwa di lain situasi ada juga kematian. Saya seringkali menjumpai di Instagram foto-foto bahagia kelahiran buah hati mereka dan di account berikutnya terdapat foto-foto menyedihkan tentang kepergian orang-orang yang mereka kasihi.

Hari ini saya sedang duduk di bandara sambil membuat artikel ini dan sebelum saya membuka laptop ini saya melihat di akun instagram teman kecil saya yang baru saja menikah dua hari yang lalu, tentu saya yakin bahwa kebahagiaanya pasti masih terasa hingga hari ini. Tetapi di satu sisi, kemarin malam saya mendengar kabar duka dari keluarga saya bahwa nenek saya meninggal dunia. Tentu ini menjadi keadaan yang kontras, satu sisi kebahagian dan satu sisi kesedihan, lalu saya teringat dan merenungkan sebuah ayat Firman Tuhan;

1 Tesalonika 4 : 13-14

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Ayat ini menegur saya, dikatakan bahwa "jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunya pengharapan". Ayat tersebut bukan berkata bahwa orang Kristen tidak boleh berduka, tentu saja kehilangan orang dekat pasti menyedihkan, tetapi Firman Tuhan berkata JANGAN BERDUKACITA seperti tidak ada PENGHARAPAN. Banyak kita temui cerita-cerita seseorang yang menjadi hampa saat ditinggal mati seseorang yang dia kasihi, itulah yang dimaksudkan di sini. Bagi orang Kristen, kematian hanyalah pintu gerbang antara dunia dengan sorga. Bahkan Rasul Paulus berkata dalam Filipi 1:21 bahwa mati adalah keuntungan baginya.

Saya pernah berkhayal datang ke rumah duka dan berdoa bagi orang mati dan bangkit, namanya juga berkhayal, boleh-boleh saja kan. Tetapi saya berpikir lebih jauh lagi, bahwa berdoa untuk mengembalikan orang yang mati adalah tindakan yang egois. Mengapa demikian? Karena itu hanya untuk memuaskan keinginan kita yang hidup. Saya tidak mau membahas teologia yang terlalu dalam karena saya bukan sarjana teologia, namun banyak sekali pemahaman mengenai kehidupan setelah kematian, tetapi saya akan bahas satu teologia yang saya percayai, bahwa saat orang meninggal dunia, dia akan beristirahat dari perjuangannya selama di dunia, dan dia sudah mencapai garis akhir dan menang, lalu menantikan kedatangan Tuhan Yesus datang kedua kalinya dan dibangkitkan dan diangkat bersama-sama orang yang masih hidup (1 Tesalonika 4:16-17). Jadi sangat egois jika kita meminta kepada Tuhan untuk menghidupkan kembali orang yang sudah menang dan mencapai garis akhir untuk masuk kembali kedalam pertandingan (2 Timotius 4:7). Tuhan yang tahu waktu kita di dunia, kalau memang Tuhan berkehendak maka Tuhan sendiri yang akan mengembalikan dan menghidupkan orang mati (Contoh Lazarus) tapi itu bukan keputusan kita.

Oleh sebab itu, saya memutuskan untuk bersukacita atas kejadian ini. Saya tidak munafik, ada rasa kekosongan dalam diri saya namun saya yakin dan percaya bahwa ini hanyalah sementara, karena suatu saat nanti, kita semua akan berjumpa muka dengan muka dengan Tuhan Yesus Kristus, dan di sana pula saya akan dapat bertemu dengan orang-orang yang saya pernah kasihi di dunia bahkan lebih dari itu saya akan bertemu dengan pahlawan-pahlawan Allah di masa lampau yang sangat saya kagumi. Dan fokus saya adalah menjalani pertandingan hingga garis akhir dan terus memelihara iman.

Mazmur 116 : 15Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya. 
2 Korintus 5 : 1Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. 
Wahyu 21 : 4Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.

Artikel ini saya dedikasikan untuk nenek saya,
Inggrid Sundari (79 Tahun)
2 Juni 1939 - 19 November 2018












"Sampai berjumpa lagi Emak, until we meet again, some day..."

TUHAN YESUS memberkati kita semua,
IMMANUEL!!!

Rabu, 07 November 2018

Dihantui Masa Lalu

Tidak semua dari kita lahir dalam keluarga Kristen, bahkan di dalam keluarga Kristen sekalipun tidak menjamin bahwa hidup seseorang tersebut benar-benar mencerminkan kehidupan orang Kristen. Ya, setiap orang pasti pernah melakukan dosa, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Dan apa yang telah terjadi akan selalu menjadi masa lalu kita, bahkan yang akan terjadi nanti pun suatu saat akan menjadi masa lalu kita.

Jika kita lihat di dalam Alkitab, kita melihat banyak kisah tentang masa lalu dan masa depan yang kontras. Contoh saja nabi Musa. Dari seorang pengecut yang melarikan diri dari Mesir dan berakhir sebagai nabi yang terbesar bagi orang Yahudi. Daud yang awalnya hanya seorang anak bawang, kenapa saya sebut anak bawang karena dari saudara-saudaranya yang menjadi prajurit hanya dia yang menjadi pengembala 2-3 ekor saja kambing domba, bahkan saat nabi Samuel meminta kepada Isai untuk memanggil anak-anaknya, Isai tidak memanggil Daud, tetapi beberapa tahun kemudian dia menjadi Raja Israel, dan bagi orang Yahudi nama Musa dan Daud adalah yang terbesar.

Lalu, bagaimana dengan Rahab? Siapakah Rahab? (Yosua 2:1-24)

Di dalam Yosua pasal 2:1 dikatakan demikian;
"Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ."
Rahab adalah perempuan Sundal yang mendengar kehebatan Allah Israel, sehingga dia berinisiatif untuk menyembunyikan pengintai-pengintai Israel, sehingga pada saat Israel menyerang dan menaklukan kota Yerikho, dia dan keluarganya bisa selamat. Dan jika kita baca kisah ini, maka akhirnya bangsa Israel berhasil menaklukan Kota Yerikho dan Rahab beserta keluarganya diselamatkan.
Yosua 6:23"Lalu masuklah kedua pengintai muda itu dan membawa ke luar Rahab dan ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya dan semua orang yang bersama-sama dengan dia, bahkan seluruh kaumnya dibawa mereka ke luar, lalu mereka menunjukkan kepadanya tempat tinggal di luar perkemahan orang Israel." 
Yosua 6:25"Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua. Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho."
Dalam hal ini Rahab memiliki peranan penting, jika Rahab tidak membantu pengintai yang dikirim oleh Yosua maka mungkin kemenangan ini tidak akan terjadi, memang Tuhan mampu memberikan kota tersebut kepada bangsa Israel, tetapi Tuhan dapat melibatkan Rahab, yaitu seorang perempuan sundal dalam rencanaNya.

Dan jika perhatikan lebih lagi di dalam perjanjian baru, Matius 1:5 tertulis demikian, "Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,", siapakah Isai? Ya, dialah ayah Daud dan dari keturunan Daud juga lahirnya Mesias.

Ada banyak kisah di Alkitab tetapi saya sungguh tertarik dengan kisah Rahab. Memang namanya tidak banyak disebutkan di dalam Alkitab, tetapi dia masuk ke dalam rencana Alllah bahkan dalam karya keselamatan. Kita tidak akan pernah bisa mengubah masa lalu kita, bahkan sampai di jaman Paulus sekalipun, dia menyebut Rahab sebagai perempuan sundal, nama itu sudah melekat pada dirinya, tetapi saya yakin, hidupnya tidaklah sama saat dia sudah mengenal Allah Israel.

Bagaimana dengan Anda? Adakah Anda seorang pelacur seperti Rahab? Penipu seperti Yakub? Pembual dan pengecut seperti Petrus? Atau mungkin seorang pembunuh seperti Paulus? Biarlah itu menjadi masa lalu kita karena kita tidak akan pernah bisa mengubah masa lalu kita, namun Tuhan punya rancangan yang baik untuk masa depan kita, apakah kita mau mengikuti rancangan Tuhan atau mau tetap pada rancangan kita sendiri?
Yeremia 29:11"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
Mari kita serahkan masa depan kita kepada Tuhan Yesus, yakinlah dan percayalah bahwa Tuhan Yesus senantiasa beserta dengan kita.

Immanuel!
Tuhan Yesus memberkati!

Selasa, 09 Oktober 2018

GOD is Good

GOD IS GOOD ALL THE TIME...

Kalimat di atas adalah sebuah kalimat yang sudah terdengar sangat biasa di telinga orang Kristen. Tetapi untuk benar-benar mengucapkan kalimat tersebut tidaklah semudah itu, apalagi bagi orang-orang yang sedang di tengah badai dan masih belum mendapatkan jawaban di dalam doanya. 

Untuk kalian yang mengikuti tulisan saya pasti sudah tahu bahwa saya pun berada di tengah badai, dan mungkin sebagian dari kalian juga sedang dalam keadaan yang sama, yakinlah bahwa TUHAN YESUS baik dan untuk selama-lamanya TUHAN YESUS baik.

Beberapa saat lalu, saat istri saya sedang menemani anak saya ke Sekolah Minggu (FYI : anak saya masih berusia 2 tahun, sehingga masih ditemani oleh istri saya) istri saya sibuk dengan gadgetnya untuk mencari tempat percetakan yang cukup murah dan berkualitas untuk pekerjaannya dan di tengah-tengah kebingungannya tiba-tiba anak saya melemparkan sebuah kertas kecil ke istri saya, dan apakah kalian tahu kertas apa yang dilemparnya, di kertas kecil tersebut tertulis sebuah nama percetakan dengan nomor telepon. Sebuah kebetulan yang sangat kebetulan, tetapi bukankan itu adalah sebuah jawaban doa.

Waktu Tuhan tidak pernah bisa kita duga, kadang Tuhan menjawab dengan sangat cepat namun kadang juga terasa sangat-sangat lambat, tetapi dalam pikiran ALLAH, tidak pernah ada jawaban yang terlambat namun semuanya tepat waktu.

Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Saya masih ingat scene dari sebuah film berjudul God's Not Dead (2014) dimana ada seorang profesor atheis yang ditabrak oleh mobil dan sekarat, di saat yang sama seorang pendeta ada di dekatnya langsung berusaha menolong namun setelah mengetahui bahwa mustahil untuk menolongnya dia berusaha untuk mengenalkan Yesus sebagai juruselamat dan berkata "God's is good", sang profesor berkata bagaimana bisa mengatakan Tuhan baik dengan keadaannya yang sekarat, lalu sang pendeta berkata jika Tuhan mau bisa saja sang profesor tersebut mati seketika ditabrak oleh mobil, dan akhirnya sang profesor mau menerima Yesus sebagai juruselamatnya.

*Kalau kalian penasaran saya sarankan untuk menontonnya, saya merekomendasikannya

Kadang badai masalah menjadi sebuah tembok yang menghalangi kita melihat kasih Yesus dimana seharusnya sebagai orang percaya kita harus fokus kepada Yesus daripada kepada masalahnya. Memang bukan hal mudah untuk mengabaikan masalah, bukan, saya tidak ingin Anda mengabaikan masalah, tetapi maksud saya adalah fokus kepada Yesus dan carilah solusi, karena fokus kepada masalah hanya akan membuat kita semakin terpuruk dan membatasi mujizat dengan pikiran kita.

Hari ini saya survey ke lapangan dimana banyak pekerjaan saya yang harus diperbaiki dan itu sangat-sangat merugikan dimana kerusakan yang dialami pun bukan 100% salah saya tetapi saya diharuskan bertanggungjawab. Oke, saya dalam hati berkata "GOD is good all the time", tetapi saya sejujurnya saya benar-benar lemas. Lalu saya berdoa, "Tuhan Yesus, jika boleh besok waktu saya kembali semua kerusakan ini sudah Engkau perbaiki, dalam nama Tuhan Yesus, Amin!". Doa yang konyol bukan? Tetapi apakah salah saya berdoa seperti itu? Bukankah kita ini anak dan Tuhan adalah Bapa kita. Boleh-boleh saja berdoa tetapi jangan paksakan kehendak kita, kalau memang mujizat terjadi, ini akan jadi kesaksian yang besar, namun jika tidak maka itu akan jadi pembelajaran buat saya untuk menerima pekerjaan dan bagaimana saya bekerja di masa depan. Maksud dari cerita saya adalah jangan pernah membatasi mujizat dan kuasa Allah, Tuhan Yesus tidak berubah dari dulu, sekarang dan selama-lamanya dan mujizat pun masih tetap ada.

Sebelum saya dikritik, saya ingiin mengingatkan bahwa jangan pernah mencari mujizat, karena keselamatan bukan berasal dari mujizat tetapi dari Pemberi mujizat, yaitu Yesus Kristus.

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Jadi bagaimanapun juga TUHAN YESUS baik. Dan dalam setiap keadaan kita, TUHAN YESUS selalu turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Pertanyaannya adalah apakah kita mengasihi Dia dan kita mau hidup dalam rencana Allah? Jika "IYA" maka percayalah pada waktunya Tuhan akan benar-benar menyatakan kebaikan Nya kepada kita.

...ALL THE TIME GOD IS GOOD!

Minggu, 09 September 2018

Teologi Kemakmuran

Teologi kemakmuran sering terdengar akhir-akhir ini dan tentu banyak pro kontra di dalamnya. Sekali lagi saya jelaskan bahwa saya bukanlah sarjana Teologia. Saya hanya seorang pengikut Kristus dan dalam tahap mengenal Dia lebih dan lebih lagi.

Ada gereja di daerah Surabaya yang terang-terangan mengedepankan kemakmuran dimana dia menjanjikan kemakmuran atau lebih spesifiknya di dalam keuangan jika jemaatnya mau mengikut Yesus. Saya tidak akan membahasnya lebih dalam karena saya tidak mengetahui dan belum pernah berdiskusi dengan Gembala gereja tersebut, jadi saya tidak mau menghakiminya walaupun saya pribadi tidak terlalu setuju dengan hal tersebut. Tetapi saya mau membagikan pandangan saya dalam hal kemakmuran.

1. Tuhan Pemilik Segalanya

Mazmur 33:9
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

Tuhan kita adalah Sang Pencipta, tanpa Dia semuanya tidak akan pernah ada. Maka apapun bisa Dia berikan. Jadi pada intinya, Tuhan dapat memberikan kita apapun termasuk juga dengan kemakmuran itu sendiri, tetapi bukankah sering kita lihat pengikut Kristus tetapi hidupnya tidak semewah orang-orang di dunia?

2. Tuhan Ingin Kita Taat

Maleakhi 3:10
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Benar, ayat di atas memang berbicara mengenai perpuluhan. Tetapi yang saya mau bahas di sini bukan sekedar perpuluhan. Jika kita membaca keseluruhan kitab Maleakhi maka kita akan mengetahui bahwa jaman dimana kita tersebut ditulis adalah pada musim kekeringan dimana bangsa Israel hidup dalam kemiskinan. Jangankan perpuluhan, bahkan untuk hidup mereka sendiri saja sudah pas-pasan. Tetapi itulah yang diinginkan Tuhan, saat kita memberi dari kekurangan kita dimana yang tersisa hanyalah iman. Tanpa iman itu semua hanyalah kebodohan.

Sangat mudah memberikan persembahan saat kita dalam kelimpahan, tetapi ketaatan diuji saat kita diminta memberi dalam kekurangan. Janda di Sarfat adalah orang yang sangat bodoh karena memberikan sisa tepung atau makanannya untuk Nabi Elia dimana saat itu dia sudah tidak punya apa-apa lagi dan hanya menunggu datangnya kematian. Orang seperti apa yang mau mengorbankan diri dan anaknya untuk orang lain. Tetapi itulah yang namanya iman. Dan dia melakukan yang benar di hadapan Allah.

Selain daripada masalah keuangan, Tuhan ingin kita taat dalam segala hal, yaitu dalam hal berdoa, hal berkeluarga, hal bekerja, hal bersosial, dan dalam banyak hal kita harus berada di dalam track Tuhan, yaitu hidup di dalam kebenaran.

3. Carilah Sang Pemberi Berkat bukan Berkatnya

Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Inilah intinya, tentang apa yang jadi motivasi kita mengikut Yesus. Apakah kita mengikut Yesus karena ingin hidup dalam kelimpahan? Atau karena kita mengasihi Yesus?

Siapa yang tidak ingin hidup dalam kelimpahan? Saya pun mengingininya. Tetapi jika hidup ini hanya membawa kita dalam maut maka apakah artinya semua ini. Awal tahun kemarin saya harus menjalani operasi pada kaki sebelah kiri. Saya bersyukur hidup dalam kecukupan tetapi saat saya terbaring dan tidak bisa berjalan, saya merasa bahwa semua yang saya miliki tidak ada artinya dibandingkan saya bisa berjalan, berlari, menggendong anak saya dan mengajaknya bermain, tetapi saat itu saya hanya bisa berada di kasur tidak berdaya. Saya merenungkan keadaan saya tersebut, jika memang Tuhan mengijinkan saya menikmati semua kenikmatan dunia dan pada akhirnya saya harus terbaring untuk terakhir kalinya apakah arti semuanya itu, semua tidak lebih dari kenikmatan di masa lalu. Dan bagaimana nanti di dalam kekekalan, saat kita berada di tempat yang jauh dari Tuhan, apakah artinya kenikmatan dunia.

Tidak ada yang salah dengan kemakmuran dan kekayaan, tetapi jika itu adalah tujuan hidup kita maka semuanya adalah sia-sia. Tuhan kita adalah pemilik segalanya, tetapi jika kita belum siap maka sebagai Bapa yang baik, Dia tidak akan sekali-sekali membiarkan kita menerimanya. Saya mengenal orang-orang kaya yang dipakai Tuhan luar biasa dan memang mereka layak menerimanya karena mereka mampu mengelola berkat yang Tuhan berikan, tetapi bagaimana dengan kita? Mari sama-sama kita merenungkan, jika kalian merasa siap, maka mintalah dalam doa, jika Tuhan ijinkan maka semuanya akan terjadi dalam hidup kalian.

Amsal 10:22
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.

Jadi apakah itu teologi kemakmuran? Saya sudah bilang untuk tidak membahas ini karena saya belum mengerti, tetapi ingatlah bahwa Tuhan kita adalah pemilik segalanya, jadi memang Tuhan sanggup memberikan semua itu kepada kita, tetapi ingat juga bagian kita, yaitu taat. Dan terakhir, tidak ada yang salah dengan kemakmuran, tetapi janganlah kemakmuran atau kekayaan itu menjadi tujuan hidup kita, utamakan Tuhan maka semua akan Tuhan tambahkan untuk kebaikan kita, amin.

Immanuel!
Tuhan Yesus memberkati!

Sabtu, 08 September 2018

No Way Out!

Ada yang sedang mengalami masalah? Atau lebih spesifik mungkin masalah keuangan? Hutang Anda jatuh tempo? Ya, terdengar sangat tidak menyenangkan bahkan sangat menyebalkan.

Saya pun saat ini sedang di dalam badai. Saat ini saya bekerja di bidang kontraktor dan banyak hutang yang sudah jatuh tempo tetapi karena kemurahan Tuhan saya dijinkan untuk diberi kelonggaran waktu dengan bunga yang cukup besar namun bersyukur dengan adanya hal tersebut perusahaan saya masih bisa bernapas. Dan saat ini di dalam pekerjaan pun ada banyak sekali kendala dan setiap hari saya bergumul dan berpikir untuk solusi-solusi apa yang harus saya ambil. Saat ini, saat menulis artikel ini, saya merasa sangat bersemangat karena saya sudah melakukan semua yang saya bisa namun kabar buruknya semua pintu tertutup. Mengapa demikian? Mungkin beberapa orang akan menganggap saya gila dan tidak rasional. Saya membantah jika dikatakn gila, tetapi saya setuju jika dikatakan tidak rasional, kerena 5 roti dan 2 ikan memberi makan 5000 orang juga tidak terdengar rasional sama sekali.

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Seperti yang saya katakan pada artikel-artikel sebelumnya, badai boleh datang, asalkan kita bersama Tuhan kita pasti akan dibawa dari satu kemuliaan ke kemuliaan berikutnya. Kuncinya ada pada ayat di atas, yaitu kata "mengasihi Dia".

Allah akan selalu turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anak Nya. Pertanyaannya adalah apakah kita benar-benar mengasihi Dia. Matius 6:33 berkata bahwa kita harus mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semua akan ditambahkan kepada kita. Itu adalah janji Tuhan dan kita harus percaya bahwa janji Tuhan itu iya dan amin, semuanya pasti akan digenapi.

Jika benar demikian, mengapa banyak orang-orang percaya harus mengalami hal-hal buruk dalam hidupnya?

Yohanes 9:2-3
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Ada beberapa masalah yang timbul dari dosa. Tuhan kita adalah kasih, tetapi dia juga adil, tetap ada konsekuensi dari setiap perbuatan kita. Namun ada beberapa persoalan yang memang Tuhan ijinkan terjadi untuk pekerjaan Tuhan. Dan bila Anda adalah pengikut Kristus dan hingga hari ini Anda masih belum keluar dari masalah, maka ingatlah bahwa Anda memang dipilih untuk pekerjaan Allah, berbanggalah.

Tuhan tidak sudak orang yang malas, bahkan Paulus pun berkata bahwa orang yang malas janganlah ia makan. Maka kunci kedua adalah kita sudah berusaha. Jika masalah datang dan kita hanya merenunginya maka jengan berharap ada mujisat terjadi, dan kalaupun itu terjadi itu adalah kasih karunia.

2 Korintus 12:9
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Kuncinya adalah kita sudah berdoa dan berusaha. Jika memang kita masih ada dalam masalah, mungkin memang Tuhan ingin kita berada di titik terlemah dimana kita sudah tidak bisa mengandalkan siapapun dan apapun kecuali mengandalkan Tuhan.

Itulah mengapa saya bersemangat saat ini. Saya belum tahu apakah tujuan semua masalah ini dan bagaimana akhirnya. Yang saya tahu adalah saya sudah berusaha sebaik mungkin dan saya akan tetap percaya dan mengandalkan Tuhan. Bagi dunia ini adalah hal yang tidak rasional, tetapi saat dunia tidak memiliki solusi dan menyerah maka saya akan memilih bertahan dan berjalan dengan Tuhan, karena bagi Dia lah hidup kita dan biarlah pekerjaan-pekerjaan Nya yang ajaib dinyatakan dalam hidup kita. Amin.

Immanuel!
Tuhan Yesus memberkati!