Rabu, 27 April 2011

MAKNA UTAMA


Sherlock Holmes dan sobatnya DR. Watson pergi berkemah. Mereka mendirikan tenda dan bermalam di alam terbuka. Ketika malam tiba mereka tidur. Beberapa jam kemudian Holmes terbangun dan kaget! lalu dia membangunkan Watson dan mengatakan apa yang ia lihat.

Watson menjawab: "Aku melihat milyaran bintang di langit."
Holmes: "Lalu kamu tahu apa artinya?
Watson menjawab: "Menurut astrologi, hal ini menunjukkan bahwa Venus ada di Aries. Menurut Astronomi, hal itu menunjukkan ada milyaran galaksi dan triliyuan planet, dan kalau menurut waktu, tampaknya saat ini pukul 3:00 pagi. lalu menurutmu apa Holmes?"

Holmes terdiam sesaat dan berkata: "Watson, kamu memang bloon! Kalau menurutku, Itu artinya seseorang telah mencuri tenda kita!"
Watson: “Hah???!!!”

Kisah  yang dikirimkan oleh Hery itu sudah pernah saya baca. Namun, saya masih tetap tertawa membaca ulang kisah di atas. Mengapa? Karena seringkali kita yang merasa diri pintar, ternyata memberikan jawaban yang sangat di atas awan-awan. Ketika saya memberikan seminar tulis-menulis di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, minggu lalu, seorang mahasiswa bertanya bagaimana cara menulis buku sehingga bisa dibaca oleh banyak orang? Saya menjawab, “Saat berada di depan komputer Anda, bayangkan ada seorang menteri dan di sebelahnya duduk seorang tukang beca!” Apa arti pernyataan saya? Artinya tulisan kita tidak dipandang sebelah mata oleh seorang cerdik cendekia—seperti menteri—tetapi juga jangan terlalu rumit sehingga tidak bisa dimengerti oleh orang awam—seperti tukang beca.
Ada anggapan yang salah kaprah bahwa orang yang khotbah, pidato atau tulisannya penuh istilah asing yang rumit-rumit—misalnya kalau kotbah penuh bahasa Ibrani dan Yunani—maka itu adalah khotbah yang hebat. Padahal, untuk apa kotbah yang tinggi sekali di atas awan-awan sehingga tidak terbaca? Setiap pagi—sekitar jam 3 dini hari—saya secara rutin berdoa dan mengirimkan kata-kata mutiara yang saya dapatkan dari Tuhan ke semua kontak BlackBerry saya. Karena ada sebagian kontak saya yang berada di luar negeri, maka kadang-kadang saya memakai bahasa Inggris. Namun, belakangan saya lebih sering mengirimkan dalam bahasa Indonesia ketimbang bahasa Inggris. Mengapa? Karena saya diprotes oleh ibu-ibu yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa bahasa Inggris. Karena tujuan saya agar BBM itu bisa diterima oleh orang banyak, maka sebagian besar BBM saya dalam bahasa Indonesia.
Alkitab pun mengajar kita demikian. Setiap kali Yesus mengajarkan kebenaran, Dia senang memakai perumpamaan. Untuk apa? Agar bisa dipahami. Dia memberikan ilustrasi mengenai ikan kepada Petrus yang memang seorang nelayan. Hukum pertanian pun sering dia pakai. Paulus juga memakai dunia olahraga dan militer untuk menjelaskan surat-suratnya.
Lihat, apa yang Alkitab katakan? “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,  dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,  supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah” (1 Korintus 1:26-29).

Nah, jika lain kalai atap rumah Anda diterjang angin puting beliung, masihkan Anda menulis puisi tentang betapa indahnya bintang di langit?

-Xavier Quentin Pranata-
Warta GBI Happy Family Center

Tidak ada komentar:

Posting Komentar