Minggu, 09 September 2018

Teologi Kemakmuran

Teologi kemakmuran sering terdengar akhir-akhir ini dan tentu banyak pro kontra di dalamnya. Sekali lagi saya jelaskan bahwa saya bukanlah sarjana Teologia. Saya hanya seorang pengikut Kristus dan dalam tahap mengenal Dia lebih dan lebih lagi.

Ada gereja di daerah Surabaya yang terang-terangan mengedepankan kemakmuran dimana dia menjanjikan kemakmuran atau lebih spesifiknya di dalam keuangan jika jemaatnya mau mengikut Yesus. Saya tidak akan membahasnya lebih dalam karena saya tidak mengetahui dan belum pernah berdiskusi dengan Gembala gereja tersebut, jadi saya tidak mau menghakiminya walaupun saya pribadi tidak terlalu setuju dengan hal tersebut. Tetapi saya mau membagikan pandangan saya dalam hal kemakmuran.

1. Tuhan Pemilik Segalanya

Mazmur 33:9
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

Tuhan kita adalah Sang Pencipta, tanpa Dia semuanya tidak akan pernah ada. Maka apapun bisa Dia berikan. Jadi pada intinya, Tuhan dapat memberikan kita apapun termasuk juga dengan kemakmuran itu sendiri, tetapi bukankah sering kita lihat pengikut Kristus tetapi hidupnya tidak semewah orang-orang di dunia?

2. Tuhan Ingin Kita Taat

Maleakhi 3:10
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Benar, ayat di atas memang berbicara mengenai perpuluhan. Tetapi yang saya mau bahas di sini bukan sekedar perpuluhan. Jika kita membaca keseluruhan kitab Maleakhi maka kita akan mengetahui bahwa jaman dimana kita tersebut ditulis adalah pada musim kekeringan dimana bangsa Israel hidup dalam kemiskinan. Jangankan perpuluhan, bahkan untuk hidup mereka sendiri saja sudah pas-pasan. Tetapi itulah yang diinginkan Tuhan, saat kita memberi dari kekurangan kita dimana yang tersisa hanyalah iman. Tanpa iman itu semua hanyalah kebodohan.

Sangat mudah memberikan persembahan saat kita dalam kelimpahan, tetapi ketaatan diuji saat kita diminta memberi dalam kekurangan. Janda di Sarfat adalah orang yang sangat bodoh karena memberikan sisa tepung atau makanannya untuk Nabi Elia dimana saat itu dia sudah tidak punya apa-apa lagi dan hanya menunggu datangnya kematian. Orang seperti apa yang mau mengorbankan diri dan anaknya untuk orang lain. Tetapi itulah yang namanya iman. Dan dia melakukan yang benar di hadapan Allah.

Selain daripada masalah keuangan, Tuhan ingin kita taat dalam segala hal, yaitu dalam hal berdoa, hal berkeluarga, hal bekerja, hal bersosial, dan dalam banyak hal kita harus berada di dalam track Tuhan, yaitu hidup di dalam kebenaran.

3. Carilah Sang Pemberi Berkat bukan Berkatnya

Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Inilah intinya, tentang apa yang jadi motivasi kita mengikut Yesus. Apakah kita mengikut Yesus karena ingin hidup dalam kelimpahan? Atau karena kita mengasihi Yesus?

Siapa yang tidak ingin hidup dalam kelimpahan? Saya pun mengingininya. Tetapi jika hidup ini hanya membawa kita dalam maut maka apakah artinya semua ini. Awal tahun kemarin saya harus menjalani operasi pada kaki sebelah kiri. Saya bersyukur hidup dalam kecukupan tetapi saat saya terbaring dan tidak bisa berjalan, saya merasa bahwa semua yang saya miliki tidak ada artinya dibandingkan saya bisa berjalan, berlari, menggendong anak saya dan mengajaknya bermain, tetapi saat itu saya hanya bisa berada di kasur tidak berdaya. Saya merenungkan keadaan saya tersebut, jika memang Tuhan mengijinkan saya menikmati semua kenikmatan dunia dan pada akhirnya saya harus terbaring untuk terakhir kalinya apakah arti semuanya itu, semua tidak lebih dari kenikmatan di masa lalu. Dan bagaimana nanti di dalam kekekalan, saat kita berada di tempat yang jauh dari Tuhan, apakah artinya kenikmatan dunia.

Tidak ada yang salah dengan kemakmuran dan kekayaan, tetapi jika itu adalah tujuan hidup kita maka semuanya adalah sia-sia. Tuhan kita adalah pemilik segalanya, tetapi jika kita belum siap maka sebagai Bapa yang baik, Dia tidak akan sekali-sekali membiarkan kita menerimanya. Saya mengenal orang-orang kaya yang dipakai Tuhan luar biasa dan memang mereka layak menerimanya karena mereka mampu mengelola berkat yang Tuhan berikan, tetapi bagaimana dengan kita? Mari sama-sama kita merenungkan, jika kalian merasa siap, maka mintalah dalam doa, jika Tuhan ijinkan maka semuanya akan terjadi dalam hidup kalian.

Amsal 10:22
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.

Jadi apakah itu teologi kemakmuran? Saya sudah bilang untuk tidak membahas ini karena saya belum mengerti, tetapi ingatlah bahwa Tuhan kita adalah pemilik segalanya, jadi memang Tuhan sanggup memberikan semua itu kepada kita, tetapi ingat juga bagian kita, yaitu taat. Dan terakhir, tidak ada yang salah dengan kemakmuran, tetapi janganlah kemakmuran atau kekayaan itu menjadi tujuan hidup kita, utamakan Tuhan maka semua akan Tuhan tambahkan untuk kebaikan kita, amin.

Immanuel!
Tuhan Yesus memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar