Selasa, 09 Agustus 2011

Jujur Buntung!

Apakah kalian masih ingat masa-masa sekolah dulu? Atau mungkin kita coba bernostalgia kembali ke masa-masa SMA. Hampir semua pernah mengalami diajar oleh guru yang "killer", sangat perfeksionis dan kejam, walaupun sebenarnya kalau kita lihat baik-baik itu demi kebaikan kita loh... =P.
Dan pada saat ulangan biasanya tipe-tipe guru "killer" selalu memiliki soal yang susah dan pelit nilai, bener ga? sampai-sampai ada mayoritas teman-teman di kelas pasti berusaha menghalalkan segala cara supaya dapat nilai bagus, dan salah satunya tentu saja menyontek =). Nah, tentu kita yang merupakan "Anak Tuhan" pasti akan berkali-kali tergoda untuk melakukannya, dan pada saat kita memutuskan untuk jujur maka yang terjadi adalah nilai kita merah alias jelek dan teman-teman kita yang menyontek bersorak-sorai karena nilai mereka bagus. Jujur buntung! Nah loh...

Oke, cukup bernostalgianya, mari kita kembali ke realita yang ada sekarang. Tidak perlu kita tutup-tutupi lagi, menurut kalian ada berapa banyak pengusaha-pengusaha kaya yang benar-benar jujur dalam bekerja. Melaksanakan kewajibannya dalam membayar pajak misalnya. Atau mungkin bagaimana mereka menjamu rekan bisnisnya, apakah dengan cara yang baik di mata Tuhan, atau mungkin dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Lalu bagaimana mereka dalam berkompetisi dengan kompetitor atau pesaing mereka, apakah dengan dasar kasih atau saling menjatuhkan.
Jika kalian sulit menjawab pertanyaan di atas, maka tidak salah jika ada pandangan bahwa "bisnis itu kotor".

Mari kita lihat kebenaran dalam firman Tuhan,
Ibrani 13:2 "Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat"

Lihatlah, saat kita melakukan perbuat baik dan orang itu tidak mengetahuinya maka sebenarnya kita telah menjamu malaikat-malaikat terang. Hal ini sama dengan realita yang terjadi dalam hidup kita, perbuatan baik kita belum tentu dilihat bahkan dihargai oleh orang lain, tapi janganlah hal itu membuat kita akhirnya berhenti untuk mengasihi. Hukum surgawi dan duniawi sangatlah bertolak belakang. Kita perlu melakukan hal-hal yang tidak berkenan di mata Tuhan dengan alasan untuk bisnis, saat ditegur kita bilang itu terpaksa karena persaingan bisnis semakin ketat. Benar persaingan semakin ketat, namun cara Tuhan berbeda, saat kita melakukan sesuai kehendak-Nya dan mengutamakan Tuhan maka berkat Tuhan akan melimpah dalam hidup kita.
Matius 6:33 "tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Untuk menjadi kaya dunia mengajarkan kita untuk rajin mencari uang, bahkan jika perlu merampas hak milik orang lain, misalnya dengan penebangan pohon secara liar yang akhirnya kita yang tidak ikut menikmatinya harus kehilangan hak kita untuk alam yang bebas dari banjir, pembuangan limbah di sungai yang akhirnya para penduduk harus kehilangan hak mereka akan air bersih. Namun firman Tuhan mengajarkan hal yang "bodoh" bagi dunia, untuk menjadi kaya kita harus memberi, karena di dalam memberi kita menerima.

Janganlah pernah berbuat baik untuk orang lain kagum dan memuji kita, karena seharusnya perbuatan baik kita didasarkan oleh karena rasa syukur kita karena kasih dan anugerah Tuhan dalam hidup kita.
Jadi, apakah kalian masih ingin menjadi orang yang jujur di hadapan Allah?

Tuhan memberkati^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar