Selasa, 10 April 2012

This Too Shall Pass...

Raja Salomo terkenal amat bijak. Dia senang akan pengetahuan. Suatu hari ia ingin menggoda Benaya, panglimanya yang sangat hebat dari segi ilmu perang, tapi menurut Salomo kurang berhikmat.
“Benaya, saya menugaskan engkau mencari Cincin Sakti”
“Apa kesaktian cincin ini, Baginda?”
“Hanya dengan memandang cincin ini, orang gembira akan menjadi sedih, dan orang sedih akan menjadi gembira”, jelas Salomo.
Maka berangkatlah Benaya ke seluruh pelosok kerajaan, mencari Cincin Sakti ini. Upayanya nyaris sia-sia, sampai suatu hari ia bertemu seorang kakek pedagang yang datang dari jauh. Dengan berharap cemas, Benaya bertanya mana tahu sang kakek ini tahu Cincin Sakti. Mendengar penjelasan Benaya, sang kakek mengeluarkan cincin emas dan mengukirkan tiga kata di situ, lalu menjualnya kepada Benaya.
Benaya membacanya dan tersenyum. Pencariannya telah berakhir. Segera ia datang ke singasana Raja Salomo. Melihat Benaya datang, Raja dan para menteri tersenyum geli. Mereka merasa berhasil mempermainkan Benaya.
Dengan senyum lebar Raja Salomo memandang cincin itu, dan saat ia membaca ketiga kata yang terukir di sana, wajahnya berubah cemberut. Di situ tertulis: “Gimel Zayin Yud”, artinya “Inipun akan berakhir!”. (This, too, shall pass)
Raja Salomo menyadari, semua kehebatannya, semua hikmatnya, akan berakhir.  Suatu saat ia akan kembali menjadi debu.  Wajahnya berubah dari gembira menjadi sedih.  Persis seperti yang ia minta pada Benaya.
Tapi tiga kata itupun menjadi sumber kekuatan bagi begitu banyak orang yang menderita. “Inipun akan berakhir…”.


Kisah di atas juga menjadi inspirasi tersendiri bagi mantan presiden AS, Abraham Lincoln, pada saat menghadapi masalah perang sipil. Martin Luther King pun memegang prinsip ini saat menghadapi masalah penindasan orang kulit hitam. Dan Barrack Obama pun menggunakan cincin sakti ini.

Pengkotbah 3:1
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Pengkotbah berkata bahwa segala sesuatu ada waktunya. Tidak selamanya kita akan berada dalam kesenangan dan begitupun sebaliknya kita juga tidak akan selamanya dalam kesedihan. Pada saat di dalam keadaan kelimpahan baik secara kedudukan sosial, pekerjaan, maupun keuangan, ingatlah bahwa kita harus bijaksana dalam mengelola semuanya itu karena tidak selamanya kita akan mendapatkannya dengan mudah, dan saat kita dalam sebuah masalah sebagaimanapun besarnya masalah kita, jangan pernah kita menyerah pada keadaan, karena akan tiba saatnya bagi masalah itu berlalu.

Saat ini, saya sedang dalam masalah keuangan, dan ntah kenapa saya teringat akan kisah di atas. Bagi kalian yang sedang dalam masalah, ingatlah bahwa kalian tidak sendiri, bahkan mungkin masih banyak orang-orang di luar sana yang memiliki masalah yang jauh lebih besar dari masalah kita. Tetap bersyukur dan nantikan saat dimana masalah-masalah itu berlalu dan berganti menjadi berkat.

Tuhan Yesus memberkati...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar