Kamis, 03 Oktober 2013

Rutinitas Seorang Pembuat Roti...

Pernah memperhatikan rutinitas dari seorang pembuat roti?

Dia sibuk membuat adonan dan beberapa kreasi roti yang lezat. Setelah itu memasukkan ke dalam oven yang panas dan dengan perhitungan waktu yang tepat adonan akan mengembang. Bahkan ada beberapa teknik yang menganjurkan bukan hanya satu kali namun dua kali masuk ke dalam oven. Setelah itu mulai dikemas dengan rapi dan siap untuk dijual. Pembeli mengeluarkan sejumlah uang untuk membelinya dan mulai menikmati hasil karya dari tukang pembuat roti tersebut.

Ada satu hal yang saya pelajari di dalam cerita pendek dari tukang pembuat roti, apakah dia juga menikmati roti yang dia buat? Jawabannya mungkin iya, tapi lama kelamaan mungkin juga tidak. Saya sempat bertanya kepada beberapa penjual roti dan mereka berkata bahwa fokus mereka adalah membuat dan menjual.

Apakah salah? Tentu saja tidak ada yang salah karena tujuan utama dari pekerjaan mereka adalah menghasilkan uang. Selama mereka bisa konsisten terhadap kualitas dan cita rasa itu sudah cukup. Tetapi saya melihat hal ini terjadi dalam kehidupan kita yang bukan tukang roti.

Saat datang ke toko buku di mall saya melihat semakin banyak buku tentang pengembangan diri dan pelatihan manajemen. Sangat bagus dan sangat membangun. Namun ironi nya banyak leader terjebak di sana. Saat mereka memutuskan untuk membeli tujuan dan motivasi mereka adalah untuk mengajar follower mereka. Saya tidak bilang itu salah, sebagai leader adalah tanggung jawab nya untuk mendidik follower nya, namun tanpa sadar mereka sudah terjebak dalam rutinitas tukang pembuat roti. Mereka selalu fokus untuk belajar dan membaca buku-buku baru bukan untuk dirinya namun hanya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam hal pengembangan SDM yang dipercayakan kepadanya.

Sama hal nya orang Kristen. Saya sangat semangat saat bisa mengajar orang-orang yang haus akan Firman. Bahkan banyak buku-buku yang saya beli untuk menambah wawasan saya. Namun secara tidak sadar saya pun terjebak dalam rutinitas pembuat roti. Saya belajar, mengajar, dan menceritakan pengalaman saya dengan TUHAN namun saya sendiri lupa untuk "makan". Karena jadwal yang juga cukup padat saya kadang lupa atau tidak fokus untuk saat teduh dengan TUHAN, saya tidak fokus saat membaca Firman, dan apa yang saya pelajari dan saya baca hanya sebatas pengetahuan yang belum sempat saya praktik kan dalam kehidupan pribadi saya.

Menyedihkan sekali bukan? Membuat orang lain bertumbuh namun diri sendiri tertinggal.

Kalau kita menyadari bahwa kita sudah terjebak di dalam rutinitas yang salah mari bersama-sama kita kembali ke rutinitas yang benar. Dunia butuh TUHAN dan kita wajib membagikan kabar kesukaan kepada mereka, namun perlu diingat bahwa kita juga butuh TUHAN sehingga jangan lupa untuk memanjakan diri kita dengan masuk ke dalam hadirat TUHAN.

Kedua, firman TUHAN juga sudah mengingatkan akan banyak penyesatan dan nabi palsu. Saya tidak ingin menghakimi karena bukan hak saya untuk menghakimi, namun saat kita belajar pendalaman Alkitab sekalipun kita perlu saring dengan kebenaran yang sejati yaitu Firman ALLAH. Karena itu saat kita memberi membagikan kebenaran kepada orang lain jangan lupa untuk tetap "makan". 


2 Timotius 4:7
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.


IMMANUEL!!!


untuk pertemanan follow
Twitter : @DavidHimapastra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar