Rabu, 16 Mei 2012

Mencintai Pengetahuan dan Teguran...

http://www.facebook.com/TuhanSelaluBukaJalan

Amsal 12:1
Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.

Baru ini saya mengikuti workshop yang membahas masalah finance di Surabaya. Sebenarnya saya tidak begitu tertarik, dan saya sebagai penganalisa keuangan merasa bahwa ilmu yang saya miliki sudah cukup baik dan belum tentu workshop tersebut berguna bagi saya. Workshop itu dilaksanakan dalam dua hari. Hari pertama cukup membosankan, banyak hal-hal dasar yang dibahas di acara tersebut, namun justru dari banyaknya hal-hal dasar tersebutlah saya mulai diingatkan lagi yang dimana saya mulai mengabaikannya. Hal-hal kecil juga bisa menjadi masalah yang besar jika dibiarkan terus menerus bukan?

Amsal berkata dengan sangat tegas dalam hal ini, siapa mencinta didikan mencintai pengetahuan. Saya adalah orang yang tegolong malas dalam belajar. Kalau ditanya berapa buku yang sudah saya baca, saya akan menjawab bahwa saya memiliki banyak buku tetapi untuk membacanya belum tentu. Namun saya sadar bahwa itu penting, oleh sebab itulah saya mulai perlahan menghabiskan buku-buku itu satu persatu. Berbahagialah orang yang gemar membaca, tetapi bagi kita yang tidak suka membaca mungkin butuh sebuah kesadaran dan paksaan, karena bagaimanapun juga itu penting, dan penelitian membuktikan bahwa sebuah paksaan yang kita lakukan sepuluh hari berturut-turut akan menjadikannya sebuah kebiasaan dan disanalah kita bisa enjoy dalam membaca.

Sebagai seorang intelektual, kita sering kali membenci yang namanya teguran, apalagi jika yang menegur kita adalah orang yang mungkin jabatan atau tingkat pendidikannya di bawah kita. Namun Amsal kembali dengan tegas mengatakan bahwa siapa yang membenci teguran adalah dungu. Teguran tidak akan datang jika kita dalam keadaan selalu benar, namun teguran akan datang pada saat kita melakukan kesalahan, jadi berterima kasihlah jika ada orang yang mau menegur kita, karena disanalah kita diingatkan untuk bisa berubah. Tidak terbatas bahwa orang yang menegur kita memiliki tingkat pendidikan ataupun jabatan di bawah kita sekalipun karena Tuhan bisa memakai siapapun untuk menegur dan mengingatkan kita, bahkan untuk seorang pemalas Tuhan menegur menggunakan binatang semut yang rajin bekerja.

Jika masih ada kesempatan untuk belajar maka belajarlah, dan berterimakasihlah kepada setiap orang yang masih mau menegur kita...

Tuhan Yesus Memberkati... =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar